Apakabar man-teman PUtIH bENiNg semua? semoga sehat dan sukses selalu untuk kita semua. Masih tentang liburan di Jepang, kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman salah satu moda transportasi umum lain yakni naik bis malam di Jepang.
Tips Berhemat, Gunakan Bus Malam Saat di Jepang
Saat merencanakan liburan ke Jepang, list yang saya buat yang berisi tentang hal-hal untuk saya akan lihat sendiri saat di Jepang dan hal-hal yang akan saya coba sendiri selama di Jepang lumayan panjang. Dari hal-hal yang komplek dan rumit sampai hal-hal remeh dan kecil semisal apakah pemukiman penduduk di Jepang juga terdapat gang kecil seperti di Indonesia? Ataupun bagaimana suasana perempatan jalan di negara penghasil mobil terbesar dunia?
Naah pada artikel ringan kali ini saya akan bercerita tentang hal lain yang juga saya ingin tahu jawabannya, yakni bagaimana rasanya naik bis malam antar kota dan bagaimana suasana terminal bis di Jepang. Makanya saat merancang itinerary sengaja saya memilih opsi moda transportasi bis malam untuk berpindah dari Tokyo menuju Osaka.
Selain untuk menjawab rasa penasaran tentang suasana bis malam dan terminal bis, alasan lain yang mendasari saya memilih moda transportasi bis malam adalah karena dengan menghabiskan malam dengan tidur di bis, itu artinya kita tidak perlu membayar sewa kamar hotel/apartemen pada malam tersebut. Nilai penghematannya lumayan besar lho gaeees.
Hitungan sederhananya seperti ini;
- Anggap saja biaya kamar hotel ataupun apartemen di Tokyo dan Osaka dengan kondisi gak terlalu bagus tapi juga tidak terlalu jelek rata-rata permalam adalah 850 rb
- Jadi biaya menginap dua malam adalah sebesar 1,7 jt
- Harga tiket bis malam dengan fasilitas cukup nyaman untuk rute PP Tokyo-Osaka-Tokyo untuk 2 orang sebesar 20,000 yen (+/- Rp 2,6 jt)
- Sedangkan harga tiket bis siang hari untuk 2 orang untuk rute yang sama +/- 1,8 jt
- Itu artinya jika kita tidak menggunakan bis malam total pengeluarannya adalah 1.7 jt + 1.8 jt = 3.5 jt
- Berarti kita bisa menghemat sekitar 900 rb-an
- Plus pengalaman mencoba hal baru yang terkadang tidak ternilai harganya.
Perbandingan Terminal, Interior Bis dan Harga Tiket
Pemesanan tiket bis saya lakukan jauh-jauh hari sebelum hari keberangkatan ke Jepang. Prosesnya mirip-mirip lah dengan proses pemesanan tiket pesawat. Beberapa poin penting yang saya perhatikan dari skema harga tiket bis di Jepang adalah :- Pemesanan tiket yang dilakukan jauh dari hari keberangkatan akan memberi kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan harga tiket yang lebih murah
- Perbedaan harga tiket bis siang vs bis malam (untuk tipe bis dengan fasilitas yang sama) sekitar antara 700 yen - 1500 yen
- Bis dengan desain 4-kursi per baris (1 lorong) mempunyai harga tiket paling murah
Saya rasa untuk item proses pemesanan tiket, perusahaan bis di Indonesia (paling tidak di pulau Jawa) gak terlalu jauh ketinggalan dibandingkan perusahaan penyedia jasa bis antar kota yang ada di Jepang.
Sekarang mari kita lihat proses berikutnya yakni suasana terminal penumpang di hari keberangkatan. Terminal bis antar kota Shinjuku merupakan terminal bis terintegrasi terbesar di Tokyo dan juga di Jepang, melayani hampir 30 ribu penumpang setiap harinya. Nama resmi terminal ini adalah 'Shinjuku Expressway Bus Terminal'. Terminal kedatangan berada di lantai 3, sedangkan terminal keberangkatan berada di lantai 4. Lokasi terminal bis Shinjuku persis di seberang pintu keluar selatan stasiun kereta Shinjuku (JR).
Terdapat nilai plus dari sisi pemilihan lokasi terminal bis di area Shinjuku yang nota bene salah satu pusat kota Tokyo. Dari kacamata seorang turis yang memilih tinggal di area Shinjuku, pastinya lokasi terminal bis ini akan sangat mengurangi kerepotan. Karena lokasi gedung terminal bis ini di seberang stasiun kereta Shinjuku (JR) sebgai salah satu hub transportasi di Tokyo.
Tidak ada proses 'check-in', artinya para penumpang bisa langsung menuju ke ruang tunggu keberangkatan yang sangat nyaman. Sama persis dengan di terminal keberangkatan bandara, di terminal bis Shinjuku kita juga harus segera mencari tahu di pintu nomer berapakah bis yang akan kita gunakan akan menaiki penumpang. Bisa dengan melihat papan informasi ataupun bertanya langsung ke petugas di meja pusat informasi.
Setelah mendapat informasi nomer pintu keberangkatan dan konfirmasi bahwa bis yang akan kita gunakan akan berangkat sesuai jadwal, kita tinggal duduk santai menunggu pengumuman di ruang tunggu. Sampai di tahap ini saya pikir kondisi terminal bis utama di Indonesia semisal terminal terpadu Pulo Gebang hanya kalah 'sedikit' dalam hal kerapihan dan ketertiban penumpang dan awak bis.
Di terminal bis Shinjuku, bis yang sudah siap menaikan penumpang akan datang ke lantai 4 dan parkir persis di depan salah satu pintu keberangkatan (sesuai dengan yang tertulis di tiket) untuk menjemput penumpang. Jadi perlu dicatat di sini bahwa idealnya memang bisnya yang datang menjemput penumpang, bukan penumpangnya yang datang ke jalur tempat parkir bis. Saya pikir ada sebuah ruang parkir luas di lantai lain di gedung yang sama tempat semua bis menunggu jadwal keberangkatan.
Sekedar informasi tambahan, lantai 4 tempat bis menjemput penumpang seperti roof-top tanpa atap jadi tidak terlalu khawatir dengan polusi asap yang mungkin keluar dari knalpot bis. Nilai plus lainnya adalah kita bisa menikmati gedung-gedung tinggi di area Shinjuku sambil menunggu jadwal keberangkatan bis.
Kemudian kita beranjak ke poin kondisi bis. Saya pikir setiap perusahaan bis pastilah memiliki beragam jenis armada bis dengan beragam fasilitas. Jujur saja saya sudah hampir 10-an tahun belum mencoba lagi naik bis malam, akan tetapi jika melihat foto-foto interior bis keluaran terbaru yang melewati jalan tol trans Jawa saya pikir kondisi bis Indonesia sedikit di atas kondisi bis malam yang ada di Jepang.
Satu hal yang pasti bahwa untuk jarak tempuh yang kurang lebih sama, harga tiket bis malam di Jepang jauh lebih mahal ketimbang harga tiket bis malam single ataupun double decker termewah di Indonesia, yaaa iyaaa laah :-)
Kita ambil contoh bis Willer yang saya naiki bukanlah tipe termewah. Jarak antara terminal bis Shinjuku ke pool bis Willer di Umeda Osaka kurang lebih 506 km dengan harga tiket termurah kurang lebih 450-an ribu. Bandingkan dengan harga tiket bis termewah Rosalia Indah jurusan Jakarta - Solo ataupun PO Agra Mas jurusan Jakarta - Wonogiri yang keduanya memiliki jarak kurang lebih sama harga tiketnya tidak sampai 300 ribu.
Menikmati Bus Malam Jepang
Bis Willer berangkat meninggalkan terminal Shinjuku tepat waktu sesuai jadwal yakni pada pukul 22.45 teng. Namanya juga bis malam, para penumpang lain tidak butuh waktu lama untuk segera memejamkan mata. Oh iya, di bis malam ini disediakan kanopi, semacam tutup kepala terbuat dari bahan berpori-pori sedang yang dapat di buka tutup sehingga dapat membuat penumpang lebih nyaman saat tidur. Saya sendiri masih sibuk mencoba outlet listrik untuk nge-charge handphone dan power bank hahahahaha
Jarak tempuh 500-an km dari Shinjuku menuju Umeda Osaka 95% diantaranya melalui jalan tol dan jika tidak salah hitung bis berhenti sebanyak 2x di rest area di sisi jalan tol atau kurang lebih bis akan berhenti setiap 2.5 jam perjalanan. Pada setiap perhentian supir bus mempersilahkan penumpang jika ada yang ingin turun baik itu untuk keperluan 'panggilan alam', makan ataupun merokok seperti yang saya lakukan. Walaupun rest area ini di area terbuka dan jauh dari kota tetap saja agak susah mencari smoking area :p
Bis Willer tiba di pool bis milik mereka lebih cepat 5 menit dibandingkan jadwal sebenarnya yakni 07.40. Lokasi ruang tunggu pool bis Willer berada di Umeda Sky Building Tower East 1F. Sedangkan area parkir tempat kedatangan bis berada di samping Sky Building. Terdapat kedai kopi di lokasi depan parkiran bis. Lumayan bisa cuci mulut dengan kopi yang segar disini.
Kesimpulan dan Penutup
Rasanya terlalu prematur jika saya langsung menyimpulkan bahwa kondisi moda transportasi bis antar kota beserta infrasturktur terkait lainnya di Jepang lebih bagus ketimbang di Indonesia. Namun paling tidak dari pengalaman menggunakan 2 kali bis malam antar kota, 2 kali menggunakan terminal bis utama antar kota di Shinjuku Tokyo dan terminal bis Minatomachi Namba OCAT di Osaka, menurut pendapat pribadi saya masih ada beberapa area perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola terminal bisa antar kota utama di Indonesia beserta stake holder terkait lainnya.
Untuk Indonesia yang lebih maju, rasanya kita gak pelu malu untuk copycat alias mencontoh dan mengambil hal-hal baik yang ada di Jepang ataupun negara-negara lainnya.
Demikian artikel ringan tentang pengalaman menggunakan moda transportasi bis malam untuk perjalanan menuju kota Osaka dari Tokyo. Jika men-teman juga punya pengalaman menggunakan bis malam selama di Jepang ataupun di negara lain silahkan sharing melalui kolom komentar di bawah.
Cheers,
Mantel
Posting Komentar
Posting Komentar