Desa Munduk Bali
Dari itinerary yg sudah saya buat, pada pagi hari di hari pertama kunjungan wisata di pulau Bali ini saya berencana akan berburu pemandangan indah, kopi dan air terjun di desa Munduk, Kecamantan Banjar Kabupaten Buleleng.
Menikmati kopi ataupun memandangi air terjun, bisa bikin hati tenang dan bikin pikiran fresh. Sekarang silahkan manteman bayangkan gimana asiknya kalau kita bisa nikmati keduanya di waktu yang bersamaan di satu tempat. Pastinya bakal seruuuu banget.
Kalau manteman baca referensi di internet, desa Munduk digambarkan sebagai tempat wisata yang memiliki pemandangan sangat indah, suasana sepi, tenang serta menyuguhkan kedamaian. Namun jika kita menggunakan google map dengan titik tujuan 'desa Munduk' maka kita hanya akan dibawa ke sebuah jalan mulus lumayan lebar yang membelah kawasan hunian. entahlah, mungkin spot pemandangan cantiknya ada di area lain di pelosok desa ini.
Karena gak ketemu, ahirnya saya fokus ke target kunjungan berikutnya yakni mencari tempat pengolahan kopi lokal asli Bali.
Setelah tanya sana sini ahirnya ketemulah sebuah rumah di desa Banyuatis yang menjual kopi yang juga sekaligus tempat memproduksi kopi. secara semi tradisional. Desa Banyuatis ini lokasinya gak jauh dari area pusat desa Munduk.
Yuk gaes, ikut saya liat-liat ke dalam, kita liat-liat proses pengolahan biji kopi. Pastinya ada banyak proses yg sudah dilakukan sebelum biji kopi tiba di ruangan ini.
Disini, biji kopi yang sudah disortir berdasarkan ukuran dan tingkat kematangan akan disangrai di dalam tabung besar seperti drum. Biji kopi yang sudah selesai disangrai akan diletakkan di kotak di atas lantai yang berfungsi sebagai wadah untuk proses pendinginan biji kopi.
Di ruangan ini terlihat beberapa karung biji kopi yang sudah siap untuk digiling agar menjadi kopi bubuk. Sebelum dikemas untuk dipasarkan, biasanya bubuk halus kopi ada yang dicampur dulu agar punya aroma dan cita rasa khas. Selain kopi bubuk, ditempat ini kita juga bisa membeli biji kopi yang sudah disangrai seperti itu.
Air Terjun Munduk Tutub
Sekarang saatnya sekarang kita berburu air terjun. Di sekitar desa Munduk ini terdapat beberapa air terjun, misalnya air terjun Melanting, air terjun Munduk dan beberapa air terjun lain dengan ukuran yang lebih kecil.
Air terjun yang saya pilih untuk saya kunjungi di hari ini agak unik, karena di dekat air terjun terdapat sebuah kafe tempat kita bisa ngopi sambil menikmati air terjun.
Untuk masuk ke air terjun kita beli tiket masuk sebesar 15 ribu yang bisa dibeli di kafe itu juga. Dasar rezeki, saat membeli tiket masuk, oleh si pemilik kafe saya juga dikasih gratis tester 2 cangkir kopi.
Dari lokasi kafe, kita akan menuruni beberapa anak tangga dan butuh waktu sekitar 10 menit untuk bisa tiba di bawah air terjun Munduk Tutub. Satu hal yang pasti, perjalanan menuju air terjun sangat menyenangkan, melewati hutan kecil ditambah bonus suara gemercik air terjun yang sudah terdengar dari kejauhan. Sungguh membuat hati tenang, sesuatu yang gak akan kita dapatkan di kota besar .
Kalau piknik yang ada trekingnya seperti ini, saya sangat menyarankan manteman menggunakan sandal jepit saja ketimbang sepatu karena lebih enak untuk melangkah naik turun anak tangga.
Terdapat 2 buah aliran air, dimana pancuran air yang sebelah kanan jatuh dulu ke sebuah hamparan batu alam. Secara bentuk, air terjun Munduk Tutub ini mirip-mirip seperti air terjun Sindang Gile di pulau Lombok.
Lokasi dan Transportasi
Air terjun ini oleh warga lokal dinamai "air terjun Munduk Tutub". Sedangkan label air terjun ini di google map adalah "Golden Valley Waterfalls". Untuk manteman yang menginap disekitaran area Kuta taupun Legian, jarak air terjun Munduk Tutub kurang lebih 80 km. Memang lumayan jauh, oleh karenanya sangat disarankan untuk kunjungan wisata lain di sekitar Kabupaten Buleleng agar perjalanan lebih efisien.
Kondisi jalan menuju kesini sangat bagus, full aspal mulus. Sedangkan Moda transportasi terbaik menuju kesini bisa dengan menyewa motor ataupun mobil baik itu dengan atau tanpa supir. Mengingat lokasinya yang lumayan jauh, saya pikir menyewa motor mobil online seperti misalnya Grab untuk menuju kesini bukanlah ide yang bagus.
Cheers,
Mantel
Posting Komentar
Posting Komentar